Parlemen Indonesia dorong kerjasama Pemberantasan teroris
11-08-2009 /
B.K.S.A.P.
Ketua DPR Agung Laksono mengatakan, Parlemen Indonesia akan mendorong sidang executive council membahas adanya peningkatan kerjasama pemberantasan teroris di kawasan Asia.
“Kita akan menjadikan kawasan Asia yang damai karena penduduk Asia merupakan penduduk terbesar di dunia dan kaya sumber daya alam tetapi di masyarakatnya penuh dengan gejolak bahkan adanya perbedaan mencolok antara si kaya dan miskin,â€kata Ketua DPR seusai membuka sidang executive council, di hotel sultan, Selasa, (11/8).
Menurut Agung, sebelumnya, sidang Asian Parliamentary Assembly (APA) telah membicarakan kemungkinan adanya persatuan bersama seperti komunitas Negara Eropa. Namun masih terbentur kendala budaya Negara di Asia. “pemberantasan terorisme sangat penting dan harus segera diberantas namun tidak bisa diberantas dalam waktu dekat perlu adanya kerjasama kongkret antar Negara Asia,â€katanya.
Dia menambahkan, kerjasama antar parlemen maupun lembaga eksekutif di Asia harus ditingkatkan dalam memberantas terorisme. “Kalau perlu ada kerjasama lembaga khusus di Asia dalam mengcounter terorisme nantinya,â€terangnya.
Menurut Agung, secara bertahap harus didorong kerjasama yang lebih kongkret dan dapat di implementasikan. “Kita mengharapkan instrument dasar APA dapat meningkatkan kerjasama antar Negara Asia,â€katanya.
Dia mengatakan, seluruh Negara Asia tidak menginginkan tumbuhnya jaringan teroris di Negara Asia karena itu, perlu disadarkan peningkatan kerjasama antar Negara APA.
Agung menerangkan, pertemuan ini semacam steering committee dan akan diformulasikan dalam sidang komisi APA. “Hal ini bertujuan untuk merumuskan draft yang akan dibawa pada sidang majelis APA mendatang,â€tuturnya.
Menyinggung langkah kongkret kerjasama dengan Malaysia terkait pemberantasan teroris, Agung menyambut baik apabila adanya kerjasama pemberantasan teroris. “sebetulnya sudah ada kerjasama di forum AIPA seperti isu teroris, illegal loging, perbatasan dan kebudayaan,â€terangnya.
Bentuk kongkretnya, anggota parlemen harus memberikan penekanan alokasi anggaran khusus pemberantasan korupsi dan berusah mendorong pihak kepolisian di Negara masing-masing untuk lebih meningkatkan tugas dan fungsinya. “Ini harus dikomandangkan tiap anggota parlemen di Negara masing-masing,â€katanya.
Senator Malaysia Khoo So Seang mengatakan, Malaysia tidak akan mendukung adanya aliansia ataupun organisasi garis keras. “kita akan terus mendukung adanya kerjasama dengan berbagai pihak dalam memberantas segala bentuk terorisme,â€katanya.
Khoo mengatakan, Malaysia tidak membawa agenda pemberantasan terorisme pada forum executive council. “masalah terorisme tidak termasuk agenda namun kemungkinan akan dibahas didalam rapat sub komisi,â€katanya. (si)